PERAN PERPUSTAKAAN ANAK DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK. STUDI KASUS: JAKARTA, SEMARANG, DAN SINGAPURA

Abstract

Minat baca anak di Indonesia perlu untuk ditingkatkan agar memiliki daya saing yang tinggi di masa yang akan datang. Peranan arsitektur dalam menciptakan ruang yang nyaman bagi anak-anak dan orang tua yang mendampingi anak-anak semakin signifikan dibutuhkan agar perpustakaan bisa menjadi tempat berkumpul, bercerita, bermain, dan membaca. Namun sayangnya, panduan dalam merancang perpustakaan anak di Indonesia masih cukup terbatas dan belum melibatkan aspek-aspek psikologis anak. Hal tersebut mengakibatkan para arsitek cenderung menitikberatkan pada aspek fungsi dan kapasitas pengguna ruang daripada aspek psikologis anak-anak dan pendampingnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana spasialitas perpustakaan anak dirancang dengan mempertimbangkan aspek-aspek psikologis yang dibutuhkan oleh pengguna. Kasus studi penelitian ini adalah perpustakaan anak di Taman Ismail Marzuki (Jakarta), Warak Kayu (Semarang), dan Perpustakaan Children’s Biodiversity (Singapura). Penelitian ini didasarkan pada teori dari Walter, Stewart, Keller dan Rismasari yang menghasilkan enam kriteria perancangan perpustakaan anak yaitu yaitu program ruang dan zona, furnitur dan fasilitas, hubungan antar ruang, kondisi ruangan, media dan layanan sperpustakaan. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah komparasi studi kasus secara kualitatif dengan menarasikan keberperanan material, furniture, fitur dan fasilitas bagi pengguna ruang dan menjelaskan kegunaannya bagi anak-anak. Penelitian ini menyimpulkan adanya perbedaan yang signifikan pada kualitas spasial perpustakaan anak yang diakibatkan oleh perbedaan pola hubungan ruang, program ruang, zonasi, tata letak furniture dan kelengkapan fasilitas literasi.

Kata kunci:  arsitektur, spasial, perpustakaan, perpustakaan anak