PENERAPAN NEIGHBORHOOD UNIT CONCEPT DAN RIVERFRONT DEVELOPMENT PADA PENATAAN PERMUKIMAN DI BANTARAN SUNGAI CILIWUNG
Abstract
Sebagian besar permasalahan mengenai sungai di Jakarta memiliki keterkaitan dengan keberadaan pemukiman kumuh (slum) di bantaran sungai. Salah satu area Jakarta yang mengalami permasalahan tersebut adalah area tepian Sungai Ciliwung di daerah Jembatan Besi, Tambora, Kota Jakarta Barat. Pemukiman kumuh bantaran sungai yang tidak memiliki konsep perancangan pemukiman khusus yang disesuaikan dengan pengembangan bantaran sungai (Riverfront Development) menyebabkan kualitas permukiman yang buruk. Hal tersebut juga
mengakibatkan permukiman tersebut tidak memenuhi UU no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang mewajibkan adanya sarana dan prasarana yang memadai dalam sebuah permukiman.
Buruknya kondisi sarana dan dinilai menghambat potensi aktivitas ekonomi dan sosial yang ada di pemukimann tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria Neighborhood Unit Concept dan Riverfront Development serta bagaimana penerapan kedua teori tersebut dalam pemukiman. Beberapa prinsip dalam Neighborhood Unit Concept seperti Local Shops dan Sistem Jalan (Internal Street System) dianggap sesuai untuk mengelola potensi ekonomi dan sosial yang ada. Sedangkan Standar Nasional Indonesia dibutuhkan dalam penilaian terhadap sarana dan prasarana yang ada. Letaknya yang berpapasan dengan sungai ciliwung juga mengharuskan penggunanan teori mengenai Riverfront Development. Beberapa prinsip seperti Pintu
Masuk (Front Door) dan Fungsi (Function) juga dirasa sesuai untuk meningkatkan potensi ekonomi bagi pemukiman yang berada di tepian sungai. Melalui kajian teori terhadap preseden muncul 7 kesimpulan kriteria yang digunakan dalam merancang lokasi penelitian. Kriteria tersebut merupakan bangunan perumahan, sarana dan prasarana, bantaran sungai, akses bangunan, jenis akses, Ruang Terbuka (Open Spaces), dan transportasi. Melalui kajian studi literatur terhadap preseden yang memunculkan kesimpulan kriteria digunakan untuk
mengobservasi lokasi penelitian. Permasalahan utama yang muncul dari obersevasi lokasi penelitian merupakan kualitas permukiman yang buruk sehingga perancangan bangunan, sarana dan prasarana, akses, dan ruang terbuka merupakan hal yang harus dibenahi. Perancangan bangunan seperti orientasi bangunan dan luas lahan merupakan usulan perancangan dalam menyelesaikan permasalahan bangunan di permukiman tersebut. Peningkatan kualitas permukiman merupakan cara dalam menyelesaikan permasalahan permukiman kumuh di bantaran sungai Jakarta.
Keywords: Permukiman, Bantaran Sungai, Neighbourhood Unit Concept
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.36766/aij.v3i1.88
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
ISSN : 2549-080X
E-ISSN : 2807-4017