PENATAAN RUANG TERBUKA REKREATIF DAN ACCESSIBLE BAGI MASYARAKAT SEKITAR BANTARAN SUNGAI

Abstract

Ruang terbuka memiliki peran yang besar di tengah kesibukan kota, yaitu menjadi paru-paru kota dan sarana rekreatif yang dapat mempengaruhi psikologis masyarakat perkotaan. Daerah bantaran sungai merupakan daerah yang berpotensi sebagai ruang hijau yang bersifat rekreatif. Namun pinggiran tepi sungai di Jakarta masih belum terolah dengan baik, salah satu nya adalah Bantaran Sungai Kampung Pikal yang terletak di Jalan Lodan, Jakarta Utara. Kampung ini berencana menjadi sebuah kampung wisata, namun sarana prasarana bagi
tempat rekreasi dan akses tidak memadai. Hal ini membuat penulis merumuskan beberapa pertanyaan seperti, bagaimana merancang ruang terbuka yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat, dan apa saja hal yang dibutuhkan untuk merancang sebuah ruang yang bersifat rekreatif. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori mengenai ruang terbuka dan bantaran sungai. Berdasarkan pendapat Carr (1992), ruang terbuka harus responsive, democrate, dan meaningful yaitu dapat memenuhi kebutuhan, salah satunya adalah untuk menghilangkan stress, mudah diakses, sebagai tempat bersosialisasi dan rekreasi. Bantaran sungai perlu memperhatikan hal ekologis dan ciri khas sungai. Aksesibilitas mementingkan akses yang terlihat dan dapat secara nyaman dipakai oleh kaum difabel. Metode penelitian ini ialah metode
kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan observasi. Dari hasil penelitian ini, penulis mendapatkan bahwa ruang terbuka hijau yang rekreatif dan aksesibel harus memiliki akses yang visible terhadap masyarakat, dan mewadahi aktivitas fisik dan sosial, misalnya seperti tempat berkumpul, komersial, dan tempat bermain. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk merancang sebuah rancangan ruang terbuka hijau yang bersifat rekreatif dan mudah diakses bagi masyarakat, khususnya di Kampung Pikal, Jakarta Utara.

Keywords: ruang terbuka, bantaran sungai, rekreatif, aaccessible